Minggu, 04 November 2012

Akulturasi dan Internakultural

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku.

Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan “perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.

Contoh-contoh dari hasil akulturasi budaya sangat beraneka ragam. Dalam bidang kesenian, arsitektur, agama dan lain-lain.
  • Bentuk bangunan Masjid Sunan Kudus adalah salah satu akulturasi antara Hindu-Islam.
  • Candi-candi di Indonesia sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Candi Borobudur merupakan wujud dari akulturasi antara agama Hindu-Budha di Indonesia. 
  • Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dangambang kromong.
  • Alat musik Tanjidor selain mendapat pengaruh dari budaya Cina, kesenian Betawi dipengaruhi oleh beragam budaya dari Eropa. Orkes Tanjidor, misalnya, mulai ada sejak abad ke-18. Konon salah seorang Gubernur Jenderal Belanda, Valckenier menggabungkan rombongan 15 orang pemain alat musik tiup Belanda dengan pemain gamelan, pesuling Cina, dan penabuh tambur Turki untuk memeriahkan pesta.

Interkultural

didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Hamid Mowlana juga menyebutkan bahwa interkultural sebagaihuman flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.

Sedangkan menurut Fred E. Jandt mengartikan interkultural sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa juga menambahkan bahwa interkultural adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.
 
sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://dickaerlangga.blogspot.com/2012/03/akulturasi-budaya.html
 





Sabtu, 13 Oktober 2012

Transmisi Budaya dan Biologis serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan

TRANSMISI BUDAYA
Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Transmisi budaya adalah cara sekelompok orang atau hewan dalam suatu masyarakat atau budaya cenderung untuk belajar dan menyampaikan informasi baru.

Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi kebudayaan. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Contoh transmisi budaya : Budaya indis yang berkembang subur pada abad ke-18 sampai abad ke-19, dan berpusat di wilayah-wilayah tanah partikelir dan di lingkungan Indische landhuizen. Pada permulaan abad ke-20 kebudayaan ini bergeser ke arah urban life seiring dengan hilangnya pusat-pusat kehidupan tersebut.
Pergeseran Budaya Indis menjadi Urban Life menjadi  transmisi budaya yang nyata dalam kehidupan masyarakat zaman dulu. Ada seuatu perubahan kebudayaan dari Indis menjadi kota (urban).
Kelompok-kelompok pemukiman, sesuai dengan lingkungan kelompok-kelompok suku, terpisah dengan jelas. Dalem kabupaten sebagai replica rumah penguasa tertinggi pribumi (raja) menghadap ke alun-alun dengan pohon beringin di tengahnya. Di sekitar dalem kabupaten terdapat rumah asisten residen atau kontrolir. Tidak jauh dari alun-alun terdapat gedung pengadilan, rumah penjara, gedung garam dan candu, kantor pos telegraf telepon (PTT) dan rumah para pejabat kabupaten baik pejabat eropa atau pribumi lainnya..

Bentuk-bentuk Transmisi Budaya.....
 
Akulturasi
Suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
akulturasi mengacu pada proses dimana kultur diperbaiki dan dimodifikasi melalui kontak ata pemaparan langsung dengan kultur yang lain. Sebagai contoh, apabila ada sekelompok imigran yang kemudiam menetap di Amerika Serikat (kultur tan rumah), maka kultur mereka sendiri akan dipngaruhi oleh kultur Tuan rumah ini. Lama kelamaan, nilai, dan cara berperilaku serta kepercayaan dari kultur tuan rumah ini akan menjadi bagian dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
 
Sosialisasi
Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Kita mempelajari budaya, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan dengan gen. Orang tua, teman-teman, lembaga sekolah, dan pemerintahan adalah guru utama di bidang kultur. Dan enkulturasi terjadi melaui mereka.

Agar budaya terus berkembang, proses adaptasi perlu dilakukan. Paradigma yang berkembang adalah budaya itu dinamis dan merupakan hasil proses belajar. sehingga budaya suatu masyarakat tidak hadir dengan sendirinya. Proses belajar dan mempelajari budaya sendiri dalam masyarakat itu dinamakan Enkulturasi.

Enkulturasi menyebabkan budaya masyarakat tertentu bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman. Sebaliknya sebuah masyarakat yang cenderung sulit menerima hal hal baru dalam masyarakat sulit mempertahankan budaya lama yang sudah tidak relevan lagi untuk disebut sebagai akulturasi.

Pengaruh terhadap perkembangan
Akulturasi : Kehadiran budaya asing yang masuk dalam suatu masyarakat tentu memiliki nilai positive dan negative nya. Seperti yang diketahui bahwa kebudayaan eropa telah lama masuk Indonesia, namun masyarakat Indonesia sendiri tidak kehilangan ciri khas-nya dan tetap memegang unsur budaya asli. Dampak akulturasi tersebut sebenarnya banyak memberikan manfaat dan perubahan yang positive bagi masyarakat sekitar. Misalnya saja pada bangunan, zaman dulu rumah masyarakat Indonesia sangat sederhana dan rapuh, namun setelah budaya belanda masuk rumah-rumah tersebut lebih kokoh dengan tiang-tiang. Tapi tetap berdasarkan unsur tradisional. Pengaruh tersebut tentu baik bagi perkembangan psikologis individu maupun universal karena memberikan perluasan berfikir.
Enkulturasi : Pada masa kebudayaan Indis, enkulturasi terjadi dilingkungan pendidikan dimana pengaruh teman sekitar bagi seorang anak lah yang akan ‘membentuk’nya. Kebiasaan hidup mewah misalnya, anak-anak pada masa itu melihat cara para orang dewasa berpakaian, cara atau kebiasaan para orang dewasa merayakan sesuatu dengan berpesta (minum bir bersama).

BIOLOGIS
Suburnya budaya Indis pada awalnya didukung oleh kebiasaan hidup membujang para pejabat Belanda. Pada masa itu ada larangan membawa pasangan dan mendatangakan perempuan Belanda ke Hindia Belanda. Hal itu mendorong para lelaki Belanda menikahi penduduk setempat. Maka terjadilah percampuran darah yang melahirkan anak-anak campuran, serta sevara otomatis menimbulakan budaya dan gaya hidup Belanda-Pribumi/gaya Indis.

AWAL PENGEMBANGAN DAN PENGASUHAN
Pada keluarga bangsawan dan priyayi Jawa, anak-anak diasuh oleh para pembantu yang biasanya di sebut emban. Selain emban ada juga inya yang bertugas menyusui dan wuucumbu (abdi pendampng). Pembagian tugas yang seperti demikian ternyata diikuti juga oleh keluarga Belanda, Indo, dan priyayi baru. Anak-anak meraka diasuh oleh para babu, jongos, dan sopir. Para pembantu rumah tangga tersebut tidak hanya sekedar mengurus rumah tetapi juga menjaga anak-anak para majikan mereka dan pembagian kerja seperti itu tidak dikenal di negara Belanda.
Jelas dari hal tersebut, kelekatan (attachment) antara anggota keluarga misalnya anak dan orang tuanya tidak akan begitu kuat dikarenakan intensitas pertemuan dan melakukan kegiatan bersama, anak lebih sering dilakukan dengan pengasuh dan bukan orang tuanya sendiri. Perkembangan yang terjadi pada anak yang diasuh oleh para pengasuh tersebut juga akan berbeda dibanding dengan perkembangan anak pada masyarakat biasa.



Daftar Pustaka :
http://4jipurnomo.wordpress.com/psikologi-lintas-budaya/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://id.shvoong.com/law-and-politics/family-law/2245698-enkulturasi-dan-akulturasi/


 

Psikologi Lintas Budaya dan Ilmu-Ilmu Lainnya

Definisi Budaya.....
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia .

dalam ilmu psikologi dikenal sebagai Psikologi Lintas Budaya..
Psikologi Lintas Budaya ialah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.

Psikologi Lijntas Budaya adalah kajian ilmiah mengenai perilaku manuasia dan penyebarannya, skaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial budaya (Segall, Dasen, dan Poortinga (1990) ).
 Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok yaitu keragaman perilaku manusia didunia dan kaitannya antara perilaku individu dengan konteks budaya.

Apa hubungan belajar Psikologi Lintas Budaya dengan displin ilmu lainnya ????
*Psikologi Lintas Budaya dengan Filsafat
  Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
  kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
  jadi, filsafat mempelajari awal dari muncul nya suatu kebudayaan.

*Psikologi Lintas Budaya dengan Antropologi
  antropologi menekankan pada pengertian tentang manusia secara menyeluruh dengan mempelajari aneka 
  warna, bentuk fisik,kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.
  Kaitannya dengan psikologi lintas budaya yaitu bagaimana manusia dapat memahami adanya perbedaan 
  aneka warna kulit, bentuk fisik, kepribadian antara sesama manusia sehingga manusia  itu dapat 
  menyesuaikan perilakunya pada kebudayaan tersebut, maka manusia dapat berelasi  baik dengan manusia  
  lainnya.

* Psikologi Lintas Budaya dengan Sosiologi
   Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang mempelajari bagaimana masyarakat bersosialisasi
   satu sama lain, hubungan nya adalah sosialisasi merupakan bagian dari kebudayaan , sehingga dengan 
   mempelajari psikologi sosial budaya kita dapat bersosialisasi dengan individu lain secara psikologis.

Apa Bedanya dengan  Psikologi Indigenous,Psikologi Budaya & Antropologi ????
Psikolgi Indigenous menurut Kim & Berry, 1993 ,kajian ilmiah mengenai perilaku dan mental manusia yang bersifat pribumi, tidak dibawa dari daerah lain, dan didesain untuk masyarakatnya sendiri .
Pendekatan ini mendukung pembahasan mengenai pengetahuan, keahlian, kepercayaan yang dimiliki seseorang serta mengkajinya dalam bingkai kontekstual yang ada. Teori, konsep, dan metodenya dikembangkan secara indigenous (pribumi)  disesuaikan dengan fenomena psikologi yang kontekstual. Tujuan utama dari pendekatan indigenous psychology adalah untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang lebih teliti, sistematis, universal yang secara teoritis maupun empiris dapat dibuktikan (Kim et. al., 2006).
Bedanya adalah  Psikologi Indigenous mencakup studi tentang isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari budaya tertentu, sedangkan Psikologi Lintas Budaya berfokus pada membicararakan isu, konsep dan metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah di barat, kebanyakan Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan yang dipelajari di timur, kebanyakan negara dunia.


Psikologi Budaya mempelajari tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial meregulasikan, mengekspresikan, mentransformasikan dan mengubah psike manusia
Bedanya adalah Psikologi Lintas Budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan Psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psike seseorang

Antropologi menekankan pada pengertian tentang manusia secara menyeluruh dengan mempelajari aneka  warna, bentuk fisik,kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.
Bedanya adalah  Psikologi Lintas Budaya melihat kebudayaan masyarakat secara psikologis sedangkan Antropologi melihat kebudayaan secara objektif.





Daftar Pustaka :
http://cicp.psikologi.ugm.ac.id/index.php/about-cicp/wip
http://nadiarahma10.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-tujuan-dari-psikologi_5978.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya

Selasa, 20 Maret 2012

Kesehatan Mental

Kesehatan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh kebanyakan orang,mungkin juga ada beberapa orang yang tidak mempedulikan kesehatan mereka sama sekali.
Kesehatan manusia meliputi kesehatan fisik dan kesehatan mental.
nah.. kebanyakan masyarakat lebih mengutamakan kesehatan fisik mereka dan hampir tidak pernah memikirkan kesehatan mental. Padahal kesehatan mental sangat mempengaruhi kesehatan fisik.
contoh dari kesehatan mental yang harus diperhatikan ialah jika kita sedang ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang tersebut , maka yang akan timbul kebiasaan-kebiasaan yang dapt menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan fisik, seperti insomnia/kurang tidur , tidak nafsu makan , mengalami halusinasi yang mengganggu, hingga mengalami gangguan kejiwaan.
Untuk itu kesehatan mental perlu diperhatikan mulai dari memecahkan masalah yang kecil hingga masalah yang besar