Multikulturalisme adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan
tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya
(multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam arti ini
keberagaman bukan sekedar keberagaman suku, ras, ataupun agama,
melainkan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan, termasuk di dalamnya
adalah kelompok-kelompok subkultur, seperti gay-lesbian, para pecinta
prangko, punk, suckerhead, dan lainnya. Argumen inti multikulturalisme
adalah, bahwa setiap bentuk kehidupan memiliki nilai yang berharga pada
dirinya sendiri. Maka setiap bentuk kehidupan layak untuk hidup dan
berkembang seturut dengan pandangan dunianya, namun tetap dalam koridor
hukum legal yang berlaku (bukan hukum moral). (Taylor, 1994)
Definisi
Multikulturalisme
berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan
muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu. Secara
etimologis, multikultural berasal dari kata multi, yang artinya
banyak/beragam dan kultural, yang berartikan budaya. Keragaman budaya,
itulah arti dari multikultural. Keragaman budaya mengindikasikan bahwa
terdapat berbagai macam budaya yang memiliki ciri khas tersendiri, yang
saling berbeda dan dapat dibedakan satu sama lain. Paham atau ideologi
mengenai multikultural disebut dengan multikulturalisme.
“Multikulturalisme”
pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan
dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap
realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai
pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik
(Azyumardi Azra, 2007).
Masyarakat
multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi
sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, then is
one that includes several cultural communities with their overlapping
but none the less distinc conception of the world, system of [meaning,
values, forms of social organizations, historis, customs and practices”;
Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007).
Multikulturalisme
mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya
seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya
etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174).
Sebuah
ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan
baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002,
merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000).
Multikulturalisme
mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan,
oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya,
agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan
semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk
mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M.
Atho’ Muzhar).
Sejarah Multikulturalisme
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi
yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state)
sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan
budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan
untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing
homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk
bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara
mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
Multikulturalisme
mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris
(English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999.
Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa,
sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit.
Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Inggris
dan Perancis, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan
multikulturalisme.
Jenis Multikulturalisme
Berbagai
macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik
multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh
bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme
(Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
1.
Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai
kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam
interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
2.
Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur
dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi
kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan
menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif
secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk
mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun
sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan.
Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
3.
Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok
kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya
dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang
secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah
untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama
dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha
menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai
mitra sejajar.
4.
Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural
dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern)
dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan
kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif
distingtif mereka.
5.
Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural
sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu
tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas
terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus
mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
http://mohkusnarto.wordpress.com/masyarakat-multikulturalisme/
Minggu, 06 Januari 2013
Akulturasi Psikologi
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan
asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri. Atau bisa juga didefinisikan sebagai perpaduan
antara kebudayaan yang berbeda yang berlangsung dengan damai dan serasi.
Contoh
akulturasi, saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa
Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di
acara Simfoni Semesta Raya. Contoh lainnya yaitu, baju batik di
Indonesia, yang digabungkan dengan model baju dari luar negeri sehingga
menghasilkan baju batik modern, di sini budaya batik masih tetap ada
namun diinovasikan menjadi batik modern.
Pengertian Akulturasi Dari Para Ahli:
1. Koentjaraningrat (1996:155)
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 2. Garbarino
"Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983). “Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983). 3. Ta Chee Beng
"Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or bear some resemblance to those of B" (Ta Chee Beng, 1988). “Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan kelompok etnis lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A menjadi serupa atau kemiripan kepada mereka dari B "(Ta Chee Beng, 1988). 4. Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735)
Comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups". “Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kelompok lain, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok ". 5. Arnold M.Rose (1957:557-558)
“The adoption by a person or group of the culture of another social group." "Adopsi oleh orang atau kelompok dari kelompok social budaya lain " 6. Redfield, Linton, Herskovits
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa akulturasi adalah salah satu aspek daripada culture change dan asimilasi adalah salah satu fase dari akulturasi, sedang difusi adalah daripada akulturasi 7. Krober
Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan yang lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu. Menurut krober, difusi adalah salah satu aspek dari akulturasi. 8. Gillin & Gillin dalam bukunya “Culture Sosiology”
Sebagai proses dimana masyarakat-masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang komplit dan bulat dari kedua kebudayaan itu.
Psikologis
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis: 1. Anas Tamsuri
Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa. 2. Dennis J. Billy
Psikologis secara tradisional, yaitu kesadaran tentang yang benar dan yang salah. 3. Abdul Mujib
Psikologis adalah pikiran yang melibatkan ide atau intelek untuk memahami dunia dan dirinya. 4. Myra Chave-Jones
Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai cara kerja pikiran kita. 5. Eben Nuban Timo
Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Tuhan. 6. Bilson Simamora
Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap. 7. Nursalam
Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan lingkungan. 8. Willy Wong
Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme fight dan flight dalam diri manusia. 9. Yusuf Qardhawi
Psikologis merupakan hal pertama yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Jadi, akulturasi psikologis adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan perilaku tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu perilaku asing. Perilaku asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam perilakunya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur periaku kelompok sendiri. Singkatnya terdapat perpaduan antara perilaku sendiri dengan perilaku asing, tanpa menghilangkan unsur.
Daftar Pustaka
Flannery, Peter, dkk. 2001. An Empirical Comparison of Acculturation Models. http://www.uk.sagepub.com/thomas2e/study/articles/section3/Article65.pdf. Jurnal Society of Personality and Social Psychology. Vol.27, Hal.1035-1045. Diakses tanggal 2 Desember 2012
Dees, M David. 2006. How Do I Deal With These New Ideas?: The Psychological Acculturation of Rural Students. http://www.jrre.psu.edu/articles/21-6.pdf. Journal of Research in Rural Education. Diakses tanggal 2 November 2012
Berry, W John dan Saba Safdar. 2007. Psychology of Diversity: Managing Acculturation and Multiculturalism in Plural Societies. http://atrium.lib.uoguelph.ca:8080/xmlui/bitstream/handle/10214/4064/Berry_Safdar_2007rev.pdf?sequence=3. Diakses tanggal 22 Desember 2012
Berry, W John. 2005. Acculturation: Living Successfully in Two Cultures. International Journal of Intercultural Relations. Vol 29. Hal 697-712
Matsumoto, David dan Linda Juang. 2008. Culture and Psychology. USA: Wadsworth
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 2. Garbarino
"Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983). “Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983). 3. Ta Chee Beng
"Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or bear some resemblance to those of B" (Ta Chee Beng, 1988). “Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan kelompok etnis lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A menjadi serupa atau kemiripan kepada mereka dari B "(Ta Chee Beng, 1988). 4. Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735)
Comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups". “Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kelompok lain, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok ". 5. Arnold M.Rose (1957:557-558)
“The adoption by a person or group of the culture of another social group." "Adopsi oleh orang atau kelompok dari kelompok social budaya lain " 6. Redfield, Linton, Herskovits
Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya. Dari definisi tersebut terlihat bahwa akulturasi adalah salah satu aspek daripada culture change dan asimilasi adalah salah satu fase dari akulturasi, sedang difusi adalah daripada akulturasi 7. Krober
Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan yang lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu. Menurut krober, difusi adalah salah satu aspek dari akulturasi. 8. Gillin & Gillin dalam bukunya “Culture Sosiology”
Sebagai proses dimana masyarakat-masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang komplit dan bulat dari kedua kebudayaan itu.
Psikologis
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis: 1. Anas Tamsuri
Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa. 2. Dennis J. Billy
Psikologis secara tradisional, yaitu kesadaran tentang yang benar dan yang salah. 3. Abdul Mujib
Psikologis adalah pikiran yang melibatkan ide atau intelek untuk memahami dunia dan dirinya. 4. Myra Chave-Jones
Psikologis merupakan gambaran garis besar mengenai cara kerja pikiran kita. 5. Eben Nuban Timo
Psikologis merupakan keyakinan dan pandangan manusia tentang alam sekitar, manusia, dan Tuhan. 6. Bilson Simamora
Psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam individu seseorang dan unsur-unsur psikologis ini meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, memori, emosi, kepercayaan, dan sikap. 7. Nursalam
Psikologis merupakan hal yang merupakan kepribadian dan kemampuan individu dalam memanfaatkannya menghadapi stress yang disebabkan situasi dan lingkungan. 8. Willy Wong
Psikologis merupakan bentuk dari mekanisme fight dan flight dalam diri manusia. 9. Yusuf Qardhawi
Psikologis merupakan hal pertama yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Jadi, akulturasi psikologis adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan perilaku tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu perilaku asing. Perilaku asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam perilakunya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur periaku kelompok sendiri. Singkatnya terdapat perpaduan antara perilaku sendiri dengan perilaku asing, tanpa menghilangkan unsur.
Daftar Pustaka
Flannery, Peter, dkk. 2001. An Empirical Comparison of Acculturation Models. http://www.uk.sagepub.com/thomas2e/study/articles/section3/Article65.pdf. Jurnal Society of Personality and Social Psychology. Vol.27, Hal.1035-1045. Diakses tanggal 2 Desember 2012
Dees, M David. 2006. How Do I Deal With These New Ideas?: The Psychological Acculturation of Rural Students. http://www.jrre.psu.edu/articles/21-6.pdf. Journal of Research in Rural Education. Diakses tanggal 2 November 2012
Berry, W John dan Saba Safdar. 2007. Psychology of Diversity: Managing Acculturation and Multiculturalism in Plural Societies. http://atrium.lib.uoguelph.ca:8080/xmlui/bitstream/handle/10214/4064/Berry_Safdar_2007rev.pdf?sequence=3. Diakses tanggal 22 Desember 2012
Berry, W John. 2005. Acculturation: Living Successfully in Two Cultures. International Journal of Intercultural Relations. Vol 29. Hal 697-712
Matsumoto, David dan Linda Juang. 2008. Culture and Psychology. USA: Wadsworth
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html
Langganan:
Komentar (Atom)