dengan sebutan nondirective counseling
Rogers(sebagai terapis) meminimalkan pengarahannya dan
membantu
kliennya memperjelas persepsi mereka mengenai diri sendiri. Rogers meneliti tentang persepsi klien terhadap self-aktual dan
self-idealnya. Reflection of feelings adalah teknik yang
dilakukan terapis dalam memposisikan dirinya sebagai cermin bagi klien,
agar klien dapat lebih mengenal dirinya, menerima diri sendiri, dan
kemudian dapat mempersepsikan keadaannya sekarang (Sundberg et al,
2002).
Konsep Dasar Person Centered Therapy
Person Centered Therapy adalah bahwa inidividu memiliki kecenderungan untuk mengakutalisasikan diri (actualizing tendencies)
yang berfungsi satu sama lain dalam sebuah organisme. Para terapis
lebih terfokus pada “potensi apa yang dapat dimanfaatkan”. Didalam
terapi, terdapat dua kondisi inti: congruence dan unconditional positive regard. Congruence merujuk
pada bagaimana terapis dapat mengasimilasikan dan menggiring pengalaman
agar klien sadar dan memaknai pengalaman tersebut. Unconditional positive regard adalah
bagaimana terapis dapat menerima klien apa adanya, di mana terapis
membiarkan dan menerima apa yang klien ucapkan, pikirkan, dan lakukan.
Di samping itu , terdapat juga sejumlah konsep dasar dari sisi klien,
yakni self-concept, locus of evaluation, dan experiencing Self concept merujuk pada bagaimana klien memandang-memikirkan-menghargai diri sendiri. Locus of evaluation
merujuk dari sudut pandang mana klien menilai diri. Orang yang
bermasalah akan terlalu menilai diri mereka berdasar persepsi orang lain
(eksternal). Experiencing, adalah proses di mana klien mengubah pola pandangnya, dari yang kaku dan terbatas menjadi lebih terbuka.
Ada beberapa konsep-konsep kepribadian yang dikemukakan Rogers, yaitu:
1) pengalaman, yakni alam subjektif dari individual, di mana hanya indidivu spesifik yang benar-benar memahami alam subjektif dirinya sendiri;
2) realitas, yaitu
persepsi individual terhadap lingkungan sekitarnya yang subjektif, di
mana perubahan terhadap persepsi akan memengaruhi pandangan individu
terhadap dirinya;
3) kecenderungan individu untuk bereaksi sebagai keseluruhan yang beraturan (organized whole), di mana individu cenderung bereaksi terhadap apa yang penting bagi mereka (skala prioritas);
4) kecenderungan individu untuk melakukan aktualisasi,
di mana individu pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk menunjukkan
potensi diri mereka, bahkan meskipun apa yang mereka lakukan (dan
pikirkan) irasional; 5) kerangka acuan internal yakni bagaimana individu
memandang dunia dengan cara unik mereka sendiri;
5) self atau diri, yakni bagaimana individu memandang secara keseluruhan hubungan aku (I) dan diriku (me), dan
bagaimana hubungan keduanya dengan lingkungan;
6) simbolisasi, di mana
individu menjadi sadar dengan pengalamannya, dan simbolisasi itu
seringkali muncul secara konsisten dengan konsep diri;
7) penyesuaian
psikologis, di mana keberadaan congruence antara konsep diri
dan persepsi individu akan menjadikan individu dapat melakukan
penyesuaian psikologis (dan sebaliknya);
8) proses penilaian organis,
di mana individu membuat penilaian pribadi berdasarkan nilai yang
dianutnya; dan
9) orang yang berfungsi sepenuhnya, di mana orang-orang
seperti ini adalah mereka yang mampu merasakan pengalamannya, terbuka
terhadap pengalaman, dan tidak takut akan apa yang mereka sedang dan
mungkin alami.
Bentuk Terapi
Person Centered Therapy menitikberatkan pada sikap-sikap terapis. Namun ada beberapa teknik
dasar yang harus dimiliki terapis yaitu mendengarkan klien secara aktif,
merefleksikan perasaan klien, dan kemudian menjelaskannya (Corsini
& Wedding, 2011).
Pelaksanaan
Wawancara awal digunakan untuk ....
1) menjelaskan apa yang akan dilakukan
terapi & apa yang diharapkan dari klien, kontrak terapeutik (tujuan,
harapan, kapan, dimana, lama, keterbatasan, dll);
2) mengetahuai apa
yang menjadi masalah klien, lalu untuk sampai pada diagnosis,
selanjutnya menentukan apakah klien dapat diobati apa tidak(Natiello,
1994). Terapis bersama klien mengkaji &
mendiskusikan apa yang telah dipelajari klien selama terapi berlangsung,
dan dapat di aplikasi pada kehidupan sehari-hari. Terapi dapat berakhir
jika tujuan telah tercapai, klien tidak melanjutkan lagi, atau terapis
tidak dapat lagi menolong kliennya (merujuk ke ahli lain).
Efektivitas
menggali potensi-potensi pada diri klien (aktualisasi diri, positif).
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
- Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
- Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik.
- Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
- Penekanan emosi, perasaan, perasaan dan afektif dalam terapi
- Pemusatan pada klien dan bukan pada therapist
- Menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis
Kekurangan
- Terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana
- Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
- Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
- Tidak bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah
- Minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya
- Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.
sumber :http://herjuno-tisnoaji.blog.ugm.ac.id/2012/03/15/client-centered-therapy/
http://bimbingankonseling6.blogspot.com/2012/11/client-centered-therapy-cct_7354.html